"Petani Milenial”, Raih Sukses dari Labu Siam


 

Menjadi petani milenial bukan halangan bagi Dede Koswara, ketua Gapoktan Regeneration Cucanggenteng, Pasirjambu, Bandung, Jawa Barat untuk meraih sukses berusahatani labu siam. Pria 31 tahun itu bisa mendapatkan omzet sekitar 50-100 juta rupiah per bulan setelah menggeluti usahatani selama lebih dari 10 tahun.

Memiliki mindset untuk memiliki usaha sendiri, Dede mengawali dengan membudidayakan tomat dan kol pada 1.400 meter lahannya. Kemudian berlanjut dengan menanam labu siam yang memiliki prospek pasar besar karena masih sedikit petani yang membudidayakannya, sedangkan permintaan dan harga labu siam cukup tinggi. Keberhasilan Dede sebagai petani milenial tak terlepas dari kegigihan dia membangun koneksi atau jejaring dengan para pelaku pertanian dan perdagangan, menambah pengetahuan dengan mengikuti seminar, pertemuan, dan bergabung di komunitas yang mendukung.    

Labu siam (Sechium edule) yang termasuk dalam keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae) merupakan salah satu tanaman sayuran yang mudah dibudidayakan. Tanaman ini tumbuh baik di dataran tinggi dengan ketinggian 900-1.100 m dpl dan memerlukan tanah yang gembur, berpasir, subur dan banyak mengandung humus. Namun demikian untuk mendapatkan labu siam yang optimal dan berhasil seperti Dede, dalam membudidayakan labu siam, perlu diperhatikan beberapa hal yakni persiapan bibit, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan saat panen dan pascapanen.

Labu siam diperbanyak dengan menggunakan labu yang sudah tua. Buah yang akan dijadikan bibit terlebih dahulu disimpan pada tempat yang lembab. Apabila tunas telah tumbuh kurang lebih 30 cm, baru dipindahkan ke lapangan. Penanaman labu siam dengan menggunakan para-para, dengan cara membuat lubang tanam berukuran  40 cm x 40 cm dengan kedalaman 20 cm. Jarak antar lubang 3 m dan antar baris 5 m.  Kerapatan tanaman antara 1.200-1.500 tanaman per hektar.

Pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 5 kg/ lubang dan pupuk buatan (NPK 15 : 15 : 15) sebanyak 50 g NPK/lubang, yang diberikan pada awal pertumbuhan dengan cara dibenamkan dekat batang labu siam. Pemeliharaan yang diperlukan antara lain memangkas daun yang sudah tua dan mengurangi daun apabila daun terlalu lebat. Tanaman mulai berbunga pada umur 3-5 bulan setelah tanam. Labu siam termasuk tanaman merambat, oleh sebab itu diperlukan tempat rambatan atau para-para dengan menggunakan bambu yang ditancapkan dekat tanaman.

Buah dipanen setelah berumur 3 bulan, kemudian panen berikutnya dilakukan satu minggu sekali. Satu tanaman dapat menghasilkan sebanyak 500 buah. Produksi labu siam dapat mencapai 8-10 ton per tahun.

Dengan mengikuti langkah-langkah dalam membudidayakan labu siam dengan baik , tidak menutup kemungkinan, Dede Koswara sebagai petani milenial bisa menjadi inspirasi bagi para petani muda mengikuti jejaknya dan meraih sukses yang sama. (dhira)

Sumber:

1. https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/kenalkan-kiat-bertani-labu-melalui-virtual-literacy-raih-omzet-

    90-100-juta-hari-sukses-bertani-labu

2. Budidaya Sayuran Di Lahan Pekarangan. (BPTP Balitbangtan Sulawesi Selatan, 2014-09-15) Nappu Basir.M,

   M.Basir Nappu, Maintang, Erina Septianti Maintang, Septianti Erina; Anida Huseng

   https://repository.pertanian.go.id/search?query=labu%20siam&f.dateIssued.min=2010&spc.page=1

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar