Mudik adalah suatu kegiatan seseorang atau sekolompok orang yang pulang ke kampung halaman atau tempat dilahirkan dengan maksud untuk bertemu orang tua atau karib kerabat.
Mudik sedari dulu telah menjadi tradisi dan aktivitas rutin di akhir bulan Ramadan. Masyarakat Indonesia pun tidak akan menyia-nyiakan momentum ini satu tahun sekali ini. Mereka akan mempersiapkan moda transportasi yang tepat bertemu keluarga terkasih di kampung halaman.
Akibatnya, berbagai perusahaan transportasi menjajakan tiket perjalanan agar masyarakat tidak kehabisan saat hari-H keberangkatan. Pemerintah juga ikut kerepotan dalam menyiapkan segala kebutuhan. Hal ini karena, hampir 10 persen penduduk Indonesia melakukan mudik. Data dari Menteri Perhubungan menunjukkan bahwa pada mudik tahun 2017 beberapa tahun lalu, jumlah pemudik mencapai 18.603.081 orang.
Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2016 dengan total 18.160.668 orang. Karena hal tersebut, tiap tahunnya masyarakat selalu memonitor apa yang telah pemerintah lakukan untuk menjamin mudik berjalan lancar.
Pengertian Mudik
Asal muasal kata mudik ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan lebaran. Mudik merupakan singkatan “Muleh Dilik” dalam kamus bagasa Jawa Ngoko atau pulang sebentar. Mudik sendiri berarti kegiatan perantau atau pekerja migran kembali ke kampung halaman, namun yang diartikan kembali ke kampung halaman ini dilakukan hanya sebentar saja.
Namun kini sudah pergeseran makna oleh karna itu mudik sekarang diartikan sebagai Udik atau kampung. Dengan kata tersebut oleh karena itu dikaitkan dengan kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang lebaran pulang ke kampung halaman.
Hal itu sejajar dengan istilah “badui” asal Arab yang merupakan lawan dari kata hadhory. Sehingga dengan sederhana bisa diambil kesimpulan bahwa mudik, adalah kembali ke kampung halaman. Banyak yang percaya, awal sejarah terbentuknya kata mudik berasal dari serapan kata Arab. Sebab jika di pecah, mudik terbagi menjadi “Mu” dan “dik” yang berasal dari kata Udik.
Awalan Mu- sendiri identik dengan padanan kata Arab. Contohnya Mu-zakki yang berarti orang yang berzakat, Mu-Safir yang berartikan orang yang melakukan perjalanan, dan lain sebagainya. Jika memang dipadupadankan dengan serapan Arab, maka bisa jadi memang benar istilah mudik berarti orang yang pulang ke kampung (udik) halamannya.
Selain istilah mudik yang terindikasi kuat merupakan serapan dari bahasa Arab, Indonesia juga mengenal istilah Murid yang berasal dari kata arooda atau yuriidu berarti orang yang menginginkan sesuatu.
Mudik dalam Bahasa Jawa
Namun ada juga yang mengatakan ternyata kata mudik sebenarnya merupakan singkatan yang berasal dari Bahasa Jawa yaitu Ngoko. Kata mudik merupakan singkatan dari ‘mulih dilik’ yang artinya adalah pulang sebentar dan tidak ada hubungannya dengan momen lebaran.
Tapi, seiring perkembangan zaman kata mudik telah mengalami pergeseran makna. Mudik dikaitkan dengan kata ‘udik’ yang artinya kampung, desa, dusun, atau daerah yang merupakan lawan kata dari kota. Oleh karena itu, kata mudik diartikan sebagai kegiatan seseorang pulang ke kampung halamannya.
Asal Mula Tradisi Mudik
Umroh.com merangkum, tradisi mudik lebaran ini baru berkembang sekitar tahun 1970-an, sebanarnya tradisi mudik sudah ada sejak kerajaan Majapahit. Pada jaman dahulu kala, mudik yang dilakukan adalah dengan pulang ke kampung untuk membersihkan makam para leluhur dan meminta keselamatan serta dilimpahkan rezeki.
Pada tahun 1970-an sebagai ibukota Indonesia, Jakarta memiliki perkembangan yang pesat. Penduduk di kampung biasanya berbondong-bondong datang ke kota untuk melamar pekerjaan. Nah, mereka yang sudah bekerja di ibukota biasany mendapatkan libur panjang hanya saat menjelang hari raya Idul Fitri, oleh karena itu momentum inilah dimanfaatkan para perantau sebagai tradisi mudik.
Mudik menyediakan ruang bagi pelakunya untuk saling memaafkan berbagai kesalahan dan kekhilafan yang terjadi pada hari yang disucikan atau Idul Fitri. Bagi penduduk lain yang berdomisili di daerah, Jakarta menjadi salah satu kota tujuan untuk mengubah nasib. Lebih dari 80% orang datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Mereka yang sudah mendapatkan pekerjaan biasanya hanya mendapatkan libur panjang pada saat lebaran saja. Oleh karena itu, momen lebaran menjadi hal yang sangat ditunggu bagi warga pendatang untuk pulang ke kampungnya.
Itulah pengertian mudik dan sejarah tradisi mudik. Sudah siap mudik tahun ini? Hati-hati dijalan ya!
sumber: Pengertian Mudik dan Asal Usul Tradisinya di Indonesia - Umroh.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar